Waspada! Kasus Flu Anak Meningkat di Musim Cuaca Ekstrem
Beberapa minggu terakhir, sejumlah rumah sakit di berbagai daerah melaporkan peningkatan jumlah pasien anak dengan gejala flu. Sebagian besar kasus tersebut disebabkan oleh infeksi virus influenza dan virus pernapasan lainnya. Para dokter anak menilai tren ini berkaitan erat dengan perubahan cuaca ekstrem yang belakangan terjadi — di mana pagi hingga siang hari sangat panas dan terik, lalu disusul hujan deras pada sore hingga malam hari.
Mengapa Flu Mudah Menyerang Saat Cuaca Tak Menentu?
Perubahan suhu dan kelembapan yang drastis membuat tubuh anak harus beradaptasi secara cepat. Saat siang hari udara sangat panas dan kering, saluran pernapasan anak menjadi lebih mudah teriritasi. Ketika sore atau malam hari hujan turun dan suhu tiba-tiba turun, daya tahan tubuh yang sedang beradaptasi menjadi lebih lemah. Kondisi ini memberikan peluang bagi virus untuk masuk dan berkembang.
Selain itu, udara lembap setelah hujan memungkinkan partikel virus bertahan lebih lama di udara dan permukaan benda. Di sisi lain, penggunaan pendingin ruangan (AC) pada cuaca panas juga dapat menurunkan kelembapan udara dalam ruangan sehingga saluran napas menjadi lebih kering, iritasi, dan rentan infeksi. Pada anak-anak yang banyak beraktivitas di lingkungan sekolah atau penitipan anak, risiko penularan pun meningkat karena virus dapat menyebar dengan cepat di ruang tertutup yang sirkulasi udaranya terbatas.
Bagaimana Mencegah Anak Terkena Flu?
Langkah pencegahan flu sebenarnya sederhana, namun harus dilakukan secara konsisten. Menjaga daya tahan tubuh anak menjadi hal utama. Anak yang cukup tidur, makan bergizi seimbang, dan banyak minum air putih akan memiliki imunitas yang lebih baik untuk melawan infeksi virus.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah beraktivitas di luar rumah tetap menjadi cara paling efektif mencegah penularan virus. Orang tua juga perlu memastikan sirkulasi udara di rumah terjaga, misalnya dengan membuka jendela pada pagi hari agar udara segar masuk. Bila ada anggota keluarga yang sedang flu, sebaiknya anak menghindari kontak dekat terlebih dahulu.
Selain itu, vaksinasi influenza dapat menjadi langkah protektif tambahan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin influenza diberikan mulai usia 6 bulan, terutama bagi anak yang sering beraktivitas di tempat umum, memiliki asma, alergi berat, atau riwayat penyakit jantung bawaan.
Apa yang Harus Dilakukan Bila Anak Mulai Flu?
Ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda seperti hidung tersumbat, batuk ringan, badan lemas, dan demam ringan, orang tua dapat melakukan perawatan di rumah. Pastikan anak beristirahat cukup, minum air dalam jumlah cukup agar tidak dehidrasi, dan tetap makan makanan bergizi meski porsi kecil. Menggunakan humidifier atau uap hangat dapat membantu melegakan hidung tersumbat. Untuk anak yang sulit bernapas akibat hidung tersumbat, tetes lalu cuci hidung dengan cairan saline (larutan garam fisiologis) aman digunakan untuk membantu melancarkan pernapasan.

Anak dibantu untuk cuci hidung dengan cairan salin untuk membantu melancarkan pernapasan.
Perlu diingat bahwa flu disebabkan oleh virus, sehingga antibiotik tidak diperlukan, kecuali bila dokter mendeteksi adanya infeksi bakteri sekunder. Orang tua juga sebaiknya tidak memaksa anak tetap beraktivitas ketika demam, karena tubuh memerlukan waktu untuk melawan infeksi.
Segera konsultasikan ke dokter bila demam berlangsung lebih dari tiga hari, suhu mencapai lebih dari 39°C, anak tampak sangat lemah, tidak mau makan dan minum, atau muncul tanda sesak napas seperti napas cepat, tarikan dinding dada ke dalam, atau bibir tampak kebiruan.
Mengapa Flu Bisa Jadi Berat dan Perlu Dirawat di Rumah Sakit?
Sebagian besar flu pada anak akan sembuh dalam waktu 5–7 hari dengan perawatan suportif di rumah. Namun, dalam beberapa kasus, flu dapat berkembang menjadi infeksi saluran napas bawah atau komplikasi lain yang lebih berat. Kondisi ini sering terjadi bila anak memiliki daya tahan tubuh yang lemah, riwayat penyakit penyerta, atau bila flu tidak ditangani dengan tepat sejak awal.
Komplikasi yang paling sering adalah pneumonia (radang paru-paru) akibat penyebaran infeksi dari saluran napas atas ke paru-paru. Selain itu, flu juga dapat menyebabkan otitis media (infeksi telinga tengah), sinusitis, atau bronkiolitis terutama pada bayi dan anak di bawah usia dua tahun.
Anak mungkin perlu dirawat di rumah sakit bila mengalami demam tinggi yang tidak turun setelah 3 hari, dehidrasi berat akibat tidak mau minum, sesak napas, atau tampak sangat lemah dan mengantuk terus-menerus. Pada anak dengan asma, jantung bawaan, atau gangguan imun, gejala flu dapat berkembang cepat menjadi berat sehingga memerlukan pengawasan ketat di rumah sakit.
Kesimpulan
Perubahan cuaca ekstrem membuat virus flu mudah menyebar, terutama di antara anak-anak dengan daya tahan tubuh yang belum matang. Dengan menjaga kebersihan, memastikan istirahat dan gizi yang cukup, serta mewaspadai tanda-tanda flu berat, orang tua dapat membantu mencegah flu agar tidak berkembang menjadi penyakit serius. Bila gejala tidak membaik atau semakin berat, konsultasi ke dokter anak sebaiknya tidak ditunda.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0–18 Tahun Rekomendasi IDAI Tahun 2024. Jakarta: IDAI; 2024.
- Centers for Disease Control and Prevention. Influenza (Flu) in Children. Atlanta: CDC; 2025. Available from: https://www.cdc.gov/flu/children/
- Centers for Disease Control and Prevention. Preventing Seasonal Flu: Good Health Habits Can Help Stop Germs. Atlanta: CDC; 2025. Available from: https://www.cdc.gov/flu/prevent/
- American Academy of Pediatrics. Recommendations for prevention and control of influenza in children, 2024–2025. Pediatr. 2024;154(4):e2024068507.
- Suara.com; 2025 Sep 30. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Waspada gejala influenza pada anak, ini pesan IDAI.


Leave a Reply