Tumbuh Kembang si Kecil dan MPASI

Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) merupakan hal yang sangat penting terutama di 1000 hari pertama kehidupan seorang anak. Pada masa ini pertumbuhan anak ada dalam fase pertumbuhan yang sangat pesat. Pertambahan berat badan, panjang / tinggi badan serta lingkar kepala berhubungan juga dengan pesatnya perkembangan anak di periode ini. Penelitian menunjukkan pemberian nutrisi yang tidak adekuat pada periode ini dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak seperti menyebabkan malnutrisi, stunting, dan defisiensi zat nutrisi (defisiensi zat besi dll).

Nutrisi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Faktor lain yang memengaruhi tumbuh kembang seorang anak adalah faktor biopsikososial dari anak. Faktor biologis meliputi faktor genetik, status gizi, status imunisasi, dan kondisi kesehatan anak secara umum. Faktor psikologis meliputi temperamen anak, perhatian serta kasih sayang dari orangtua dan keluarga. Faktor sosial meliputi sarana pendidikan, sarana bermain dan sarana lain yang menunjang perkembangan anak.

Masa emas pertumbuhan

Pada masa emas perkembangan anak yaitu di 2 tahun pertama kehidupan (1000 hari pertama kehidupan), selain pertumbuhan yang pesat, masa ini ditandai juga dengan pertumbuhan jaringan otak yang pesat. Pada masa ini, berat badan (BB) anak di usia 1 tahun bertambah menjadi 3 kali berat lahir dan di usia 2 tahun BB anak mencapai 4 kali berat lahir. Tinggi badan (TB) anak di usia 1 tahun bertambah 25 cm dari panjang lahir, dan bertambah 12 cm di tahun kedua. Lingkar kepala bertambah 2 cm/bulan di 3 Bln pertama, 1 cm / bulan di 3 bulan kedua, dan 0,5 cm/bulan pada usia 6-12 bulan. Di tahun kedua lingkar kepala bertambah 2 cm/tahun dan sudah mencapai 80% ukuran lingkar kepala saat dewasa. Agar potensi pertumbuhan tercapai sesuai target maka diperlukan nutrisi yang adekuat pada periode ini.

Gb. 1 Perkembangan ukuran otak – di usia 2 tahun mencapai 80% ukuran dewasa dan di usia 5 tahun mencapai 90%

Masa emas perkembangan

Perkembangan anak di 1000 hari pertama kehidupan juga merupakan saat yang penting dan terjadi sangat pesat. Perkembangan anak meliputi 4 ranah perkembangan yaitu motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial. Perkembangan motorik berjalan dengan prinsip cephalokaudal atau kematangan otot dimulai dari otot daerah kepala-leher terus ke punggung dan pinggang. Hal ini menyebabkan anak yang lehernya belum kuat/tegak tidak mungkin bisa duduk karena punggungnya pasti belum kuat. Perkembangan motorik halus adalah perkembangan keterampilan tangan yang terjadi karena koordinasi mata dan tangan untuk memanipulasi benda, meraih benda, dan menggunakan alat seperti sendok, pensil, kancing dll.Perkembangan bahasa meliputi perkembangan bahasa ekspresif (verbal) dan reseptif (pemahaman). Hal ini dipengaruhi oleh fungsi pendengaran, stimulasi yang diterima anak, dan adanya gangguan perkembangan bila ada. Perkembangan personal sosial adalah perkembangan kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan kemampuannya untuk melakukan aktifitas sehari-hari sendiri.

Pola perkembangan anak bisa diprediksi artinya anak setelah mencapai suatu kemampuan tertentu baru bisa mencapai keterampilan lainnya, namun terdapat variasi individu dalam waktu pencapaiannya. Misalnya ada anak yang duduk dulu baru merangkak tapi ada juga yang berdiri pegangan dulu baru merangkak. Hal ini masih dalam batas yang wajar atau normal. Pencapaian tahapan perkembangan seorang anak juga dipengaruhi stimulasi, faktor genetik, kondisi kesehatan anak secara umum dan faktor nutrisi. Berikut adalah tahapan perkembangan normal seorang anak:

Gb. 2 Perkembangan motorik kasar
(Sumber: Developmental milestones: motor development. Pediatrics in Review. 20100;31:267-76)
Gb. 3 Perkembangan motorik halus
(Sumber: Developmental milestones: motor development. Pediatrics in Review. 20100;31:267-76)
Gb. 3 Perkembangan motorik halus
(Sumber: Developmental milestones: motor development. Pediatrics in Review. 20100;31:267-76)
Gb.5 Perkembangan sosial, emosional, dan perilaku (usia rata-rata)
(Sumber: Tom Lissauer and Graham Clayden: Illustrated Textbook of Pediatrics, 4e. Copyright © 2012 by Mosby, an imprint of Elsevier, Ltd. All rights reserved)

MPASI untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan optimal

Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal terutama di 1000 hari pertama kehidupan seorang anak, maka salah satunya dimulai dengan bagaimana kita memberikan nutrisi yang adekuat mulai anak lahir dan kemudian mendapat makanan pendamping ASI (MPASI).

Prinsip Dasar Pemberian MPASI

1. Tepat waktu

World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 mengeluarkan rekomendasi tentang praktik pemberian makan bayi yang benar yaitu:

  • Berikan ASI sesegera mungkin setelah melahirkan (< 1 jam) dan secara eksklusif selama 6 bulan.
  • Berikan MPASI pada usia genap 6 bulan sambil melanjutkan ASI sampai 24 bulan. MPASI yang baik adalah yang memenuhi persyaratan tepat waktu, bergizi lengkap, cukup dan seimbang, aman dan diberikan dengan cara yang benar.

ESPGHAN (Asosiasi Dokter Anak Khusus Nutrisi dan Pencernaan di Eropa) merekomendasikan pemberian MPASI paling cepat pada usia 12 minggu dan tidak boleh lebih lambat dari usia 26 minggu (6 bulan).

Pemberian MPASI terlalu lambat berisiko menyebabkan kekurangan asupan gizi sedangkan pemberian terlalu dini bisa menyebabkan gangguan di saluran cerna karena belum siap untuk mencerna makanan yang padat.

Mengapa MPASI dimulai di usia 6 bulan ?

Kebutuhan kalori untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi di atas usia 6 bulan sudah lebih besar dan tidak dapat dipenuhi oleh ASI saja, sehingga pada usia ini bayi harus mendapat makanan pendamping ASI (MPASI) agar pertumbuhannya tetap optimal. Namun orangtua juga harus memperhatikan kesiapan bayi untuk mulai makan yaitu:

  1. Anak dapat duduk dengan leher tegak dan mengangkat kepalanya sendiri tanpa memerlukan bantuan
  2. Anak menunjukkan ketertarikan terhadap makanan, misalnya mencoba meraih makanan yang ada di hadapannya
  3. Anak menjadi lebih lapar, dan tetap menunjukkan tanda lapar, seperti gelisah dan tidak tenang walaupun ibu sudah memberikan ASI secara rutin.
Gh.1. Kebutuhan Energi Anak Usia 0-23 bulan
(Sumber: Buku Pemberian MPASI- UKK Nutrisi Metabolik IDAI)
  1. Cukup (adekuat)
    Menu MPASI yang diberikan harus mengandung kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi lagi oleh ASI, terutama jumlah energi, protein, zat besi, dan lainnya. Tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi semuanya, sehingga MPASI yang diberikan harus mengandung sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, serta mikronutrien (vitamin dan mineral). Berikanlah MPASI dari bahan makanan yang biasa dimakan keluarga. MPASI diberikan dengan jumlah dan tekstur yang ditingkatkan sesuai kesiapan dan toleransi anak. Keterlambatan pengenalan tekstur pada usia 6-9 bulan berisiko menyebabkan masalah makan pada anak di kemudian hari.
Tabel 3. Menu MPASI 4 Bintang
Tabel 4. Panduan Pemberian MPASI
  1. Aman dan higienis
    Perhatikan kebersihan tangan, bahan, dan perlengkapan selama proses persiapan, pembuatan, penyimpanan, dan penyajian MPASI. Bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh di makanan, maka:
    • simpanlah MPASI di kulkas dengan suhu < 5 C (kulkas bawah)
    • simpan daging dan ikan dalam plastik dan letakkan terpisah dari makanan yang telah dimasak
    • makanan yang dismpan dalam suhu ruang hanya dapat bertahan selama 2 jam
    • MPASI yang matang dapat disimpan di lemari es (kulkas bawah), untuk pemberian makan selama sehari setelah disimpan dalam wadah tertutup. Lama penyimpanan tergantung dari jenis bahan makanan yang digunakan
    • MPASI yang disimpan beku dapat dihangatkan dengan direndam air hangat bersama plastik pembungkus makanan, dan pastikan mengganti air setiap 30 menit atau dihangatkan menggunakan microwave
    • makanan beku yang telah dihangatkan tidak baik untuk dibekukan lagi.
(Sumber: Buku Pemberian MPASI- UKK Nutrisi Metabolik IDAI)
  1. Diberikan dengan cara yang tepat
    MPASI diberikan dengan cara yang responsif (responsive Ferdinand), artinya pemberian MPASI harus konsisten sesuai sinyal lapar dan kenyang dari anak. Walaupun diberikan dengan cara responsif tapi harus tetap ada jadwal yang teratur yaitu 3x makan utama, dan 2x makan kecil/selingan di antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.

    Bila anak menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan wajah, atau menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa membujuk atau memaksa. Bila setelah 10-15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri proses makan.

Strategi makan yang Sehat untuk Bayi dan Balita

  1. Jangan menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru: ibu bisa jadi harus menawarkan 10 hingga 15 kali jenis makanan baru sebelum anak mau memakannya. Berikan contoh untuk memakan jenis makanan baru terlebih dahulu.
  2. Matikan TV, Komputer, dan Gawai saat jam makan berlangsung
  3. Batasi pemberian jus buah
  4. Tawarkan selingan sehat diantara waktu makan jika anak terlihat lapar
  5. Berikan berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat untuk anak
  6. Waktu makan bukanlah hanya tentang makanan. Waktu makan adalah waktu untuk berkomunikasi dan mendukung perkembangan anak. Berinteraksilah karena hal ini dapat membangun hubungan keluarga yang kuat
  7. Jangan paksa anak untuk makan. Hal ini sering mengakibatkan anak menolak untuk makan, dan susah menghabiskan makanan

Ketika anak sulit makan maka ibu bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut.

  1. Berikan makanan rumah sehat, baik untuk makanan sehari-hari maupun makanan selingan
  2. Tawarkan selalu jenis-jenis makanan yang baru.
  3. Sajikan jenis-jenis makanan yang baru bersama dengan makanan yang disukai oleh anak
  4. Hindari asumsi bahwa anak tidak akan suka dengan jenis-jenis makanan tertentu
  5. Tawarkan Finger foods (makanan yang dapat digenggam oleh anak) yang sehat sehingga anak dapat belajar makan secara mandiri
  6. Sulit makan dan menolak makanan adalah hal yang wajar terjadi pada anak. Hal tersebut bisa jadi merupakan cara mereka untuk menunjukkan diri mereka sebagai individu
  7. Jangan pernah memaksa anak untuk makan. Karena dapat menggangu kemampuan alaminya untuk mengetahui tanda-tanda lapar dan kenyang.

Dimuat pada Kuliah Whatsapp – Dokter Anakku Id, 9 April 2020; Narasumber: Dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A(K)

TAGS
No tags.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *